Pernah dengar nama Bernardino Ramazzini? Ramazzini (1633 - 1714), kini dikenal sebagai perintis kesehatan kera, mengaitkan hubungan pekerjaan dengan timbulnya penyakit.
Semua berawal ketika Ramazzini tertarik memperhatikan para pekerja sampah di Roma. Di masa tua para pekerja itu selalu saja mengalami sakit mata, bahkan sering berakhir dengan kebutaan. Setelah meneliti, Ramazzini menyimpulkan, penyebabnya adalah radang mata karena asap sampah. Asap sampah membuat mata lama-kelamaan menjadi kering, terinfeksi, memborok, dan buta.
Hampir tiga abad lewat sejak masa Ramazzini, berbagai gangguan kesehatan mata, meski tak sefatal yang dialami para pekerja sampah, masih mengintai masyarakat masa kini.
Cantik itu relatif
Bila seseorang memiliki mata yang berfungsi sempurna sebagai indera penglihatan, bisalah mata itu disebut sebagai mata sehat. Fungsi dasarnya ada tiga, yakni kemampuan menerima cahaya, membedakan bentuk, dan membedakan warna. Bisa disingkat menjadi kemampuan menerima sensasi cahaya, sensasi bentuk, dan sensasi warna.
Namun agar seseorang dapat melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari dengan baik, masih diperlukan berbagai fungsi mata yang lebih tinggi. Fungsi itu adalah lapangan penglihatan yang normal, daya melihat dengan dua mata secara tunggal sehingga ia memiliki daya stereoskopi (daya melihat ruang/tiga dimensi), serta persepsi kedalaman (depth perception).
Sayang, tidak semua orang memiliki daya stereoskopi. Untuk fungsi itu perlu dua mata yang fungsinya setara dan bisa terkoordinasi. "Jadi, orang yang memiliki satu mata tidak mempunyai gambaran tiga dimensi yang sebenarnya," tutur dr. Hadisujono S., spesialis mata.
Lalu bagaimana dengan patokan mata cantik? Secara umum kecantikan adalah keadaan yang diterima sebagai ukuran yang terkait dengan tata nilai serta budaya kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, cantik dari sudut pandang ini bisa dibilang sebagai sesuatu yang relatif dan subyektif. Misalnya, di beberapa kelompok masyarakat, lipatan kelopak mata sering dianggap sebagai salah satu bentuk kecantikan.
Lain lagi sudut pandang ilmiah. Patokan mata cantik antara lain berdasarkan ukuran dan letak mata yang proporsional terhadap wajah. Mata juga dibilang cantik bila letaknya berada tepat di tengah-tengah wajah seseorang. Juga bila lebar mata kiri sama dengan lebar cuping hidung dan sama pula dengan lebar mata kanan (lihat gambar).
Meski demikian, bentuk asimetri tidak selalu mengakibatkan gangguan pandang. Gangguan fungsi baru terjadi bila disertai mata juling, atau posisi bola mata yang tidak normal.
150.000 kali per menit!
Ternyata gangguan yang sering menimpa mata banyak berkaitan dengan jenis pekerjaan, aktivitas kehidupan, dan kondisi lingkungan. "Keluhan seorang nelayan tentu berbeda dengan profesi operator komputer," Hadisudjono memberi contoh.
Seorang operator komputer akan mudah mengalami kelelahan mata dan berbagai jenis iritasi lain seperti berair, pedih, dll. Faktor penyebabnya antara lain ergonomi, mutu layar, pencahayaan, atau kelainan pada mata yang tidak dirawat sebagaimana mestinya, misalnya memerlukan kacamata tetapi kacamata tidak dipakai.
Pupil mata bisa disamakan dengan diafragma kamera yang menyesuaikan kebutuhan ketajaman melihat pada jarak tertentu. Bila melihat dekat pupil mengecil agar bisa lebih fokus dan pandangan jadi lebih tajam.
Dibandingkan dengan membaca buku yang membuat pupil bergerak 1 - 5 kali per menit, maka saat bekerja dengan komputer pupil bergerak 75.000 - 150.000 kali per menit! Itu karena si pelaku harus melihat ke layar, beralih ke naskah, lalu ke keyboard, dll. Belum lagi faktor flicker atau getaran sinar.
Otot-otot luar penggerak bola mata pun bekerja saat membaca atau mengoperasikan komputer. Semua gerakan itu secara faali menimbulkan kelelahan. Adapun manifestasinya beragam, misalnya mengantuk, berair, sakit kepala, dll.
Mata perokok lebih kusam
Pada dasarnya mata mempunyai sistem perlindungan. Mata normal mampu secara otomatis melakukan pelumasan dengan mengeluarkan air mata. Misalnya, ada benda asing masuk ke mata, air mata akan banyak mengalir untuk membersihkannya.
Sayangnya, di zaman modern ini banyak orang mengalami gangguan pada kelenjar air mata akibat "pencemaran" yang dilakukannya sendiri. Bentuknya antara lain seringnya mengkonsumsi obat-obatan, pemakaian kosmetika (khususnya untuk mata), hairspray, cat rambut, yang tanpa sadar mengganggu kelenjar air mata. Faktor pengganggu lain yang amat populer adalah rokok.
Meski tidak sefatal gangguan asap sampah di zaman Ramazzini, asap rokok mempengaruhi kondisi luar dan dalam tubuh. Pada kondisi luar, asap rokok cepat memunculkan kerutan di sudut-sudut kelopak mata (crow's feet), iritasi mata, serta membuat kering kelenjar air mata. Akibat terakhir biasanya membuat mata perokok selalu lebih kusam, tidak bercahaya, serta merah karena berkurangnya mutu air mata pelumas.
Sedangkan nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah halus, baik yang di jantung, otak, juga mata. Pengaruhnya, tentu tak jauh dari fungsi mata sebagai pusat penglihatan, yakni gangguan ketajaman penglihatan dekat, sehingga terpaksa harus memakai kacamata baca pada usia lebih muda. "Bagi para penderita hipertensi dan diabetes gangguan itu bisa lebih berat," Hadisudjono mengingatkan.
Faktor lain yang lebih fatal sebagai penyebab kurangnya air mata adalah operasi. Demi kecantikan, ada wanita rela dioperasi matanya oleh, sayangnya, bukan ahli mata. Akibatnya, kelenjar air mata terpotong.
Sesuai karakter air mata
Pada kondisi kurang normal tersebut, atau misalnya bila ada benda asing sulit dibersihkan, maka diperlukan bantuan dari luar. Tapi, jangan sembarangan memilih cairan pembersih.
Cairan pengganti air mata haruslah yang wataknya sama dengan air mata.
Hadisudjono menganjurkan untuk memakai air garam fisiologis yang biasa untuk infus, karena bersifat netral atau isotonik terhadap cairan mata. PH-nya yang sama dengan air mata manusia tidak merangsang mata. Pilihan lain adalah menggunakan air mata buatan.
Bila menggunakan cairan dengan pH yang tidak sama dengan air mata, yang terjadi justru iritasi. Bahkan tidak tertutup kemungkinan penggunaan semacam itu mengakibatkan cedera.
Sedangkan obat tetes mata yang dijual bebas memiliki komposisi yang tidak persis sama dengan air mata. Karena terbuat dari bahan kimia yang bersifat asam, tak aneh bila sering menimbulkan rasa pedih di mata, meskipun rasa pedih itu sudah dipertimbangkan masih dalam batas yang bisa ditahan.
Namun, obat tetes mata bermanfaat untuk mengurangi iritasi akibat debu, angin, dan matahari. Hanya saja, berbeda dengan air mata buatan, obat tetes mata tidak memberikan pelumasan.
Umumnya obat tetes mata bebas aman dipakai bila hanya sekali-sekali untuk jangka pendek. Bila sampai lewat dari tiga hari keluhan tak juga hilang, penderita sebaiknya cepat menghubungi dokter. Malah pada orang yang berbakat mendapat glaukoma, penggunaan obat tetes mata berlebih dan dalam jangka lama justru dapat memicu munculnya penyakit mata tersebut.
Sebagaimana diketahui, glaukoma adalah gangguan akibat tidak bisa keluarnya cairan di dalam bola mata sehingga tekanannya menjadi tinggi. Ini terjadi karena obat tetes mata bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah. Saat pembuluh darah menyempit, mata merah akibat iritasi kembali putih, hingga tak jarang dokter mata menyebutnya sebagai pemutih mata.
Kacamata hitam itu perlu
Kondisi paling ideal tentu bila orang tidak pernah berjumpa dokter dan obat. Artinya ia pada umumnya selalu sehat walafiat. Meski sulit, tak ada salahnya diupayakan. Maka, mencegah tetap saja lebih baik daripada mengobati. Namun, tentu saja itu disesuaikan dengan gangguan potensial yang berbeda pada tiap orang.
Misalnya bagi para pemakai komputer, usahakan bisa menentukan waktu istirahat yang memadai. Setiap bekerja 1 - 2 jam, istirahatkan mata dari komputer selama beberapa menit. Manfaatkan beberapa menit itu untuk melihat titik terjauh. "Cari yang hijau-hijau, atau biru. Manfaatnya, mata tidak melakukan akomodasi, sehingga tidak stres," tutur Hadisudjono.
Mata yang sering terakomodasi dalam waktu lama akan cepat menurunkan kemampuan penglihatan dekat. Selain itu perlu diciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi mata. Maka perlu diperhatikan cara menggunakan mata secara tidak melelahkan. Sebagai contoh, menonton TV pada jarak yang tepat, membaca dengan penerangan yang cukup, ergonomi dalam penggunaan komputer, tidur yang cukup, dll.
Di negara tropis kacamata hitam sangat dianjurkan sebagai alat pelindung debu, juga sinar matahari. Muasalnya, selain sinar kasat mata, sesungguhnya sinar matahari mengandung cahaya tidak kasat mata, yakni ultraungu dan inframerah. Bila sinar kasat mata mengganggu karena intensitas silaunya, maka sinar tidak kasat mata justru menyebabkan perubahan biologis pada mata seperti kekeruhan lensa (katarak), gangguan retina, dll.
Maka kacamata hitam seharusnya selain memiliki kualitas optik yang baik, juga mampu menyaring sinar baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Untuk mengujinya, di optik terdapat alat yang bisa menunjukkan derajat penetrasi sinar-sinar tersebut. Ini tentu berbeda dengan kacamata hitam yang dijual di kaki lima, yang umumnya warna gelapnya hanya bisa melindungi mata dari silau sinar kasat mata, tapi belum tentu menyaring yang tidak kasat mata.
Kacamata hitam anti-ultraungu lebih-lebih harus dipakai saat berenang di bawah terik matahari, karena akibat pantulan air intensitas ultravioletnya berlipat kali ganda. Selain kualitas optik, bentuk bingkai kacamata diusahakan semaksimal mungkin melindungi organ mata terhadap debu dan penyebab iritasi lain. Jangan korbankan mata hanya demi gaya.
Selain itu, upayakan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Makanan bergizi yang memperbaiki mutu jaringan secara umum, juga akan berakibat positif terhadap mata. Pendek kata, semua makanan yang memberikan kontribusi pada kesehatan secara umum akan memberikan kontribusi pada kesehatan mata pula. Makanan seimbang akan memperpanjang usia seluruh bagian tubuh manusia. "Resep" 4 sehat 5 sempurna plus olahraga tak hanya baik untuk badan, tapi juga mata, yang juga bagian dari tubuh manusia.
Kekurangan vitamin yang ekstrem, seperti busung lapar, dapat termanifestasi di mata dengan cepat seperti kekeringan (xerosis), pelunakan jaringan mata (malacia), sampai luka kornea dan borok yang bisa berakibat kebutaan. Seiring dengan pertambahan usia, antioksidan seperti vitamin C dan E makin dianjurkan.
Tak kalah penting adalah menghindari obat-obat yang tidak perlu, apalagi obat terlarang. Misalnya, lama mengkonsumsi obat mag akan mengakibatkan kekeringan kelenjar airmata. Dalam jangka panjang, obat golongan steroid bisa mengakibatkan glaukoma, atau katarak.
Yang perlu diperhatikan juga, hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan kimia di lingkungan rumah tangga, yang kebanyakan sangat berbahaya bagi mata. Bahan kimia tersebut biasanya bersifat basa atau alkali yang bila mengenai mata bisa langsung menghancurkan mata. Di antara bahan kimia tersebut adalah kaustik soda untuk wastafel mampet, minyak rem, pembersih AC, serta pembersih keramik dan porselin.
Hati-hati memperlakukan mata perlu dilakukan sejak dini, karena sesal kemudian memang tak bakalan ada gunanya. Anda setuju, bukan? (Shinta Teviningrum)